Ciri-ciri Masyarakat di Indonesia




Nama    : Nissaa Arifiani
Kelas     : 1KA20
NPM      : 15116453 


Ciri-ciri Masyarakat Pedesaan di Indonesia

     1.     Homogenitas sosial
Bahwa masyarakat desa pada umumnya terdiri dari satu atau beberapa kerabat saja, sehingga pola hidup tingkah laku maupun kebudayaan sama/homogen. Oleh karena itu hidup didesa terasa tentram aman dan tenang. Hal ini disebabkan oleh pola fikir, pola penyikap dan pola pandang yang samadari setiap warganyadalam menghadapi masalah. Kebersamaa, kesederhanaan, keserasian dan kemanunggalang selalu menjiwai setiap warga masyarakat desa tersebut.

     2.     Hubungan primer
Pada masyarakat desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah. Mulai masalah-masalah umum/masalah bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan yang lainnya saling mengenal secara intim. Pada masyarakat desa masalah kebersamaan dan gotong royong sangatlah diutamakan, walaupun secara materi sangatlah kurang atau tidak mengijinkan.  

     3.     Kontrol Sosial yang Ketat
Di atas yang dikemukakan bahwa hubungan pada masyarakat pedesaan sangatlah intim dan diutamakan, sehingga setiap anggota masyarakat saling mengetahui masalah yang dihadapi anggota yang lain. Bahkan ikut mengurus terlalu jauh masalah dan kepentingan dari anggota masyarakat lain. Kekurangan dari salah satu anggota masyarakat, adalah kewajiban anggota lain untuk menyoroti dan membenahi.

     4.     Gotong royong
Nilai-nilai gotong royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya. Semua masalah kehidupan dilaksanakan secara gotong royong, baik dalam arti gotong royong murni maupun sukarela misalnya : nyelawat, menjenguk orang sakit, sedangkan gotong rotong timbal balik misalnya: mengerjakan sawah, menyumbang dalam hajat tertentu dsb. Macam-macam pekerjaan gotong royong :
·         Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya diistilahkan dari bawah).
·         Kerjasama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya inisiatif warga masyarakat itu sendiri berasal dari luar (biasanya berasal dari atas).

     5.     Ikatan Sosial
Setiap anggota masyarakat desa diikat dengan nilai-nilai adat dan kebudayaan secara ketat. Bagi anggota yang tidak memenuhi norma dan kaidah yang sudah disepakati, akan dihukum dan dikeluarkan dari ikatan sosial dengan cara mengucilkan/memencilkan. Oleh karena itu setiap anggota harus patuh dan taat melaksanakan aturan yang ditentukan. Lebih-lebih bagi anggota yang baru datang, ia akan diakui menjadi anggota masyarakat tersebut (ikatan sosial tertentu).

     6.     Magis Religius
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan setiap kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai bahkan diarahkan kepadanya. Sering kita jumpai orang Jawa mengadakan selametan-selametan untuk emminta rezeki, minta perlindungan, minta diampuni dsb.

     7.     Pola Kehidupan

Masyarakat desa bermata pencaharian di bidang agraris, baik pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Pada umumnya setiap anggota hanya mampu melaksanakan salah satu bidang kehidupan saja. Misalnya para petani, bahwa petani merupakan satu-satunya pekerjaan yang harus ditekuni dengan baik. Bila mana bidang pertanian tersebut kegiatan kosong, maka ia hanya menunggu sampai ada lagi kegiatan di bidang pertanian. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masalah Pokok Kehidupan Manusia menurut C. Kluckhonh

Ilmu Budaya Dasar & Prof.DR.Harsya Bachtiar

Pengertian Harapan, Cita-cita, Doa